Selasa, 12 Juni 2007

Abram Dan Lot Berpisah

Catatan setelah membaca Kitab Kejadian 13:1-18

" Jauh wangi baunya, dekat busuk baunya", mungkin peribahasa inilah yang sering kita dengar dalam mengomentari sebuah hubungan kekerabatan. Memang sering terjadi, persaudaraan/hubungan family kadang terganggu karena tempat tinggal yang berdekatan/satu rumah di mana masing - masing telah mempunyai keluarga masing- masing pula. Hal ini tak lepas dari sifat manusia yang kadang iri dan cemburu melihat Saudara kita "lebih" dari kita, lebih sensitif lagi apabila menyangkut harta dunia. Kadang seseorang lebih senang jika saudara yang tinggal berdekatan/bersamanya berada "bibawah" pengaruh dan wibawa/kuasanya. Bukannya ikut senang jika Saudara kita lebih hebat, tapi justru cenderung rasa iri-lah yang ditonjolkan. Memang tidak sedikit pula yang dapat hidup berdampingan dengan damai sebagai kerabat. Hal itu mungkin tergantung "kadar" kasih dan penghargaan terhadap hubungan kekerabatan itu.
Terjadi pula dalam kehidupan Abram dan Lot (keponakannya). Ketika Abram menangkap bibit-bibit perpecahan diantara mereka yang dimulai dari perkelahian antara gembala-gembala mereka, Abram memutuskan untuk berbagi wilayah dengan Lot. Abram tinggal di Kanaan sedangkan Lot memilih tinggal di sebelah timur Lembah Yordan (Sodom).
Hubungan persaudaraan memang kadang terasa manis dan wangi jika kita jarang bertemu, naman sering "berbau tak sedap" jika tinggal dan sering berada di dekat kita. Mari kita tengok kembali seberapa besarkah "kasih' kita kepada para Saudara kita itu? Atau rasa iri dan cemburu dan haus kehormatan kita telah menutup kasih itu sendiri?
Jika kita memang belum sanggup mengasihi Saudara kita sepenuh hati dan rela saling berkorban dan berbagi, mungkin sebaiknya kita mengambil langkah yang mirip dengan Abram. Kita perlu ingat Saudara jika tidak ada kasih didalamnya bisa menjadi "musuh", sebaliknya "orang lain/tetangga" jika kita saling menunjukkan kasih bisa menjadi saudara kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar