Sabtu, 17 April 2010

Janji

Catatan setelah membaca Kitab Kejadian 15 : 1-21

Pernahkah kita menghitung berapa kali kita berjanji, kepada siapapun dan berapa kali kita menepatinya? ataukah kita termasuk orang yang selalu menepati janji? Jika iya kita perlu menghitung lagi apakah janji yang kita tepati itu memang karena kita ingin menepatinya ataukah karena takut akan resiko lainnya?
Dalam hal ini sungguh beda antara "janji manusia" dan " janji Allah". Janji manusia sering diucapkan karena ada kepentingan yang lebih besar dari janji itu. Reaksi dan respon terhadap janji itu pun bermacam-macam, ada yang percaya, ragu bahkan sering dibuat "perjanjian tertulis" dengan aturan manusia agar janji itu ditepati. Percayakah kita jika seorang sahabat mengajak kita berbisnis tanpa suatu perjanjian tertulis?  Janji Allah sungguh beda karena janji Allah dilandasi Kasih yang maha besar kepada umat manusia. Allah tidak pernah lupa janji meski semustahil apapun janji itu bagi manusia. Justru manusia yang sering tidak percaya akan Janji Allah. Manusia sering tak sabar akan tibanya penggenapan janji itu.
Allah telah menggenapi janjinya kepada Abraham untuk membesarkan keturunannya seperti bintang-bintang di langit, padahal saat janji memberikan keturunan kepada Abram sangat mustahil bagi pemikiran manusia. Janji Terbesar Tuhan yang telah digenapi adalah memberikan Putranya yang tunggal untuk menebus dosa-dosa manusia. Dan berapa gelintirkah menusia yang percaya?
 Sebuah janji kecil apabila di dasari kasih untuk dapat menepatinya lebih berharga daripada janji besar tetapi dilandasi kepentingan duniawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar