Senin, 26 April 2010

Jujurlah meski dalam ketakutan, serahkan semua kepada Tuhan

Catatan setelah membaca Kitab Kejadian 20:1-18

Kita mungkin kurang respek terhadap sikap Abraham yang "berbohong" kepada Raja Abimelekh tentang status Sara, istrinya. Ia mengatakan bahwa Sara hanyalah Saudaranya. Meski memang Sara adalah saudaranya, namun status penting Sara sebagai istrinya tidak ia sampaikan karena ia takut dibunuh karena ia terlanjur mempunyai pandangan buruk terhadap Raja Abimelekh ini ( dalam pikirannya Abimelekh tidak takut akan Tuhan, ia pasti akan mengambil Sara dan membunuhnya). Sikap Abraham yang "underestimated" terhadap Abimelekh dan ketakutannya membuat ia berkata tidak jujur sehingga Abimelekh merasa sah-sah saja mengambil Sara karena statusnya adalah tanpa ikatan.
Namun akibat ketakutan dan prasangka buruk Abraham yang memunculkan kehohongannya berakibat fatal bagi Abimelekh yang ternyata sungguh takut akan Tuhan. Meski Tuhan membebaskan hukumannya terhadap Abimelekh (karena ia tidak berbuat salah) namun penghargaan dan pandangan persahabatan Abimelekh sudahlah turun kadarnya, meski hal ini dilebur oleh kuasa Tuhan terhadap terhadap Abraham.
Memang bagaimanapun Abraham adalah manusia yang mempunyai ketakutan. Namun alangkah baiknya jika dalam ketakutan, kekhawatiran, ataupun kondisi apapun yang membuat kita merasa terancam janganlah berkata tidak jujur sekedar untuk mencari aman karena ketidakjujuran kita mengakibatkan hal-hal lain yang tidak baik akan terjadi. Jujurlah kita dalam kondisi apapun dan mintalah perlindungan/petunjuk Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar