Memang beralasan jika Tuhan menginginkan kita tidak berpoligami. Seorang laki-laki dengan lebih dari satu istri dituntut harus bijak "mengakomodasi" dan mendidik istri-istrinya. Bahkan Abram pun kesulitan untuk melakukan itu, pada saat Sarai komplain kepadanya karena sikap Hagar (seorang hamba yang oleh Sarai diberikan kepada Abram untuk diambil istri) yang karena mengandung anak Abram merendahkan Sarai. Disinilah ke"tidakadilan" Abram tercipta, bagaimanapun Hagar telah menjadi istrinya tetapi Abram tetap menganggapnya sebagai hamba sehinggi ia menyerahkan keputusan kembali kepada Sarai, sehingga Sarai menindasnya.
Ketidakadilan memang bisa berawal dari kesalahan dalam membuat keputusan dari sang pimpinan. Ini bisa terjadi dalam kehidupan keluarga, organisasi ataupun negara. Ketidakadilan akan menciptakan korban, yang kuat menindas yang lemah.
Pada saat ketidakadilan terjadi Tuhan tetap menunjukkan kasihnya kepada pihak yang menindas ataupun tertindas. Tuhan tetap memberikan petunjuk bagi penindas atapun tertindas, apapun itu bentuknya. Jika kita sebagai penindas kita akan disadarkan oleh Tuhan Bagaimanapun caranya. Jika kita sebagai tertindas kita akan lebih diperhatikan oleh Tuhan dengan berkat dan petunjuk-Nya.
Mari bersikap adil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar